Wabup Temanggung: Jangan Ada Klaster Pondok Pesantren - Heri Ibnu Wibowo

Wabup Temanggung: Jangan Ada Klaster Pondok Pesantren

Wabup Temanggung: Jangan Ada Klaster Pondok Pesantren

 


Wakil Bupati Temanggung Heri Ibnu Wibowo memberikan bantuan sarana prasarana pencegahan Covid-19 kepada para santri di Pendapa Pengayoman Temanggung, Selasa (14/7/2020). Foto: ari.

Meski kasus COVID-19 di Kabupaten Temanggung sudah mulai melandai dan aktivitas sudah mulai longgar, namun masyarakat diminta untuk tidak terlena dengan keadaan sebab sesungguhnya pandemi belum berlalu. Kini saat proses pembelajaran di pondok pesantren mulai dilakukan diharapkan tidak terjadi penyebaran virus.

Wakil Bupati Temanggung, Heri Ibnu Wibowo, mengatakan, saat ini proses belajar mengajar di pondok pesantren di wilayahnya memang telah dimulai. Akan tetapi diharapkan agar jangan sampai ada klaster COVID-19 di lingkungan pondok pesantren. Di Temanggung ada 138 ponpes dengan jumlah 12.411 santri, terdiri dari lokal 10.688 orang dan dari luar 1.723 orang

"Temanggung saat ini sudah mendekati kondisi normal, kasus COVID-19 sudah menurun masih ada satu dua, tapi jangan sampai membuat kita terlena. Corona belum ditemukan vaksinnya jadi sampai kapan pun akan tetap menjalar ke seluruh masyarakat," kata Bowo disela-sela acara pemberian sarpras pencegahan COVID-19 untuk ponpes di Pendapa Pengayoman, Selasa (14/7/2020).

Menurutnya, meski saat ini sudah mendekati zona hijau namun mustahil dicapai jika tidak ada peran serta masyarakat. Dikatakan, di era baru  perilaku hidup bersih dan sehat merupakan sebuah keharusan

"Pondok pesantren protokol kesehatan harus tetap dilakukan, batasi orang keluar masuk. Kalaupun terpaksa harus keluar, pastikan saat masuk dalam keadaan steril, jika ada santri sakit segera koordinasi dengan puskesmas terdekat, jangan sampai ada klaster pondok pesantren," katanya.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hidayah Prapak Kranggan, KH Muhammad Furqon mengatakan, kehidupan santri di ponpes komunal atau ada interaksi dekat antar santri selama hampir 24 jam sehingga rentan. Maka penerapan protokol kesehatan mutlak dilakukan.

"Pesantren ada sebuah komunal dengan banyaknya santri berkumpul jadi satu itu sangat rentan, namun sudah melakukan SOP, protokol kesehatan terkait pemberangkatan santri sampai ponpes. Kami tidak menerima santri apabila tidak membawa surat keterangan sehat dari puskesmas. Sekarang suda 70 persen masuk tapi yang berasal dari luar Jawa belum masuk," katanya.

Pesantren akan merubah mindsetnya agar selalu menjaga kebersihan selanjutnya pesantren di Temanggung akan didorong melakukan upaya pencegahan agar jangan sampai ada klaster pesantren dalam kasus COVID-19.

"Sangat rawan kalau sampai muncul klaster pesantren, maka kami berharap agar setiap pengasuh punya kesadaran membangun para santrinya untuk selalu menjaga kebersihan. Pemakaian masker di pesantren tidak menjadi tabu setiap kali mengaji, jamaah, apalagi shalat Jumat harus selalu dipakai. Tak kalah penting menjaga santri agar tidak didatangi orang tuanya, sebab selama ini bebas keluar masuk," katanya.

Sumber: https://kumparan.com/tugujogja/wabup-temanggung-jangan-ada-klaster-pondok-pesantren-1to86pRUwvt

Please write your comments